VOLUME DAN KAPASITAS LALU LINTAS PADA PERSIMPANGAN JALAN
Volume Lalu Lintas
Volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang melewati simpang/sepenggal jalan yang akan diamati. Data yang penting dalam evaluasi simpang adalah menentukan volume lalu lintas tiap jamnya. Dalam memperkirakan volume lalu lintas di suatu simpang sebidang dilakukan dengan berbagai macam cara:
- Penghitungan lalu lintas pada jam-jam puncak/peak hour(pagi,siang,sore) pada hari-hari kerja. Volume lalu lintas pada hari minggu atau hari libur biasanya akan lebih kecil dari hari-hari kerja. Sedangkan pada daerah wisata, jam puncak terjadi pada hari libur
- Menetapkan rute untuk masing-masing jam puncak.
Kapasitas Simpang
Kapasitas total untuk seluruh lengan simpang adalah hasil perkalian antara kapasitas dasar (C0) yaitu kapasitas pada kondisi tertentu (ideal) dan faktor-faktor penyesuaian (F), dengan memperhitungkan pengaruh kondisi lapangan terhadap kapasitas.
Bentuk model kapasitas menjadi sebagai berikut:
C = Co×FW ×FM×FCS × FRSU × FLT × FRT × FMI
Variabel-variabel masukan untuk perkiraan kapasitas (smp/jam) dengan menggunakan model tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1 Uraian Variabel
Tipe Variabel | Uraian variabel dan nama masukan | Faktor model | |
Geometri
Lingkungan
Lalu lintas |
Tipe simpang
Lebar rata-rata pendekat Tipe median jalan utama Kapasitas dasar Kelas ukuran kota Tipe lingkungan jalan Hambatan samping Rasio kendaraan tak bermotor Rasio belok kiri Rasio belok kanan Rasio arus jalan minor |
IT
WI M
CS RE SF PUM PLT PRT QMI/QTOT |
FW FM CO FCS
FRSU FLT FRT FMI |
sumber: MKJI
Derajat Kejenuhan
Derajat kejenuhan untuk seluruh simpang, (DS), dihitung sebagai berikut:
DS = Qsmp / C
di mana:
Qsmp = Arus total (smp/jam) dihitung sebagai berikut:
Qsmp = Qkend × Fsmp
Fsmp = Faktor smp, dihitung sebagai berikut:
Fsmp = (empLV×LV%+empHV×HV%+empMC×MC%)/100
dimana empLV, LV%, empHV, HV%, empMC dan MC% adalah emp dan komposisi lalu lintas untuk kendaraan ringan, kendaraan berat dan sepeda motor
C = Kapasitas (smp/jam)
Tundaan
Tundaan pada simpang dapat terjadi karena dua sebab :
1) TUNDAAN LALU-LINTAS (DT) akibat interaksi lalu-lintas dengan gerakan yang lain dalam simpang.
2) TUNDAAN GEOMETRIK (DG) akibat perlambatan dan percepatan kendaraan yang terganggu dan tak-terganggu.
Tundaan lalu-lintas seluruh simpang (DT), jalan minor (DTMI) dan jalan utama (DTMA), ditentukan dari kurva tundaan empiris dengan derajat kejenuhan sebagai variabel bebas.
Tundaan geometrik (DG) dihitung dengan rumus :
Untuk DS < 1,0 :
DG = (1-DS) × (PT×6 + (1-PT ) ×3) + DS×4 (det/smp)
Untuk DS 1,0: DG = 4
dimana
DS = Derajat kejenuhan.
PT = Rasio arus belok terhadap arus total.
6 = Tundaan geometrik normal untuk kendaraan belok yang tak-terganggu (det/smp).
4 = Tundaan geometrik normal untuk kendaraan yang terganggu (det/smp).
Oleh: Chairil Nizar
salam kenalan Buat crew RBCFM.. karnea RBCFM bisa menjadi obat kangenku dengan suasana kota malang, meskipun aku jauh dari kota malang di Anyer Baten, aku bisa mendengarkan suasana seperti di mlg. selamat aja buat RBCFM smg sukses selalu S.SiswantoAnyer. Banten