Tanpa Sendi Rol di Atap Baja Ringan
Oleh Iden Wildensyah
“To live a creative life, we must lose our fear of being wrong” -Joseph Chilton Pearce
Sebuah catatan dalam buku di salahsatu toko buku membuat saya mengernyitkan dahi. Didalam buku itu tertulis bahwa kelebihan baja ringan salah satunya menggunakan tumpuan sendi dan rol. Hal ini membuat saya penasaran dengan sendi dan roll, seingat saya selama mengerjakan pekerjaan rangka atap baja ringan, belum pernah menggunakan roll pada heel joint. Heel joint adalah titik simpul yang merupakan pertemuan antara batang utama atas dan bawah.
Berbeda dengan rangka atap baja ringan, konstruksi jembatan pasti memakai sendi dan roll. Jembatan merupakan struktur yang melintasi sungai, teluk, atau kondisi-kondisi lain berupa rintangan yang berada lebih rendah, sehingga memungkinkan kendaraan, kereta api maupun pejalan kaki melintas dengan lancar dan aman. Jika jembatan berada di atas jalan lalu lintas biasa maka biasanya dinamakan viaduct. Jembatan dapat dikatakan mempunyai fungsi keseimbangan (balancing) sistem transportasi, karena jembatan akan menjadi pengontrol volume dan berat lalu lintas yang dapat dilayani oleh sistem transportasi. Bila lebar jembatan kurang menampung jumlah jalur yang diperlukan oleh lalu lintas, jembatan akan menghambat laju lalu lintas.
Fungsi jembatan adalah menyebrangkan benda dari sisi satu ke sisi yang lain. Karena setiap benda memiliki massa, maka jembatan itu juga harus menerima beban dari benda yang lewat di atasnya. Setiap kali ada kereta api berjalan melintasi sebuah jembatan, beban kereta api tersebut akan diteruskan ke jembatan melalui rangka-rangka besi penyokongnya. Artinya jembatan memang harus cukup kokoh menahan beban tadi.
Perubahan-perubahan beban karena beraneka ragam jenis dan berat kendaraan yang melewatinya di tambah dengan penambahan gaya saat misal ada kendaraan yang melaju kencang, mengerem tiba-tiba, atau mungkin berhenti, akan membuat beban yang di tanggung oleh sebuah jembatan juga akan berubah-ubah.
Jembatan merupakan bentangan yang duduk pada tumpuan di kedua ujung atau pada pilar di tengah jika bentangannya cukup panjang. Nah, tempat duduk nya jembatan tadi itu disebut andas/bearing. Ujung bentang yang satu memiliki andas mati, dan satu nya lagi memiliki andas hidup. Jadi dalam satu bentang jembatan andas ini selalu berpasangan, hidup dan mati. Para insinyur jembatan menyebutnya istilah jenis andas ini dengan “sendi” dan “rol”
Salah satu kegunaan diadakannya andas hidup ini adalah untuk bisa “melepaskan” beban yang berubah-ubah ini. Dengan demikian jembatan akan menerima beban yang disebar ke segala arah mengikuti bentuk beban yang muncul.
Perletakan sendi roll berfungsi untuk menyalurkan beban jembatan keseluruhan ke pilar atau kepala jembatan. Perletakan yang ada harus sesuai antara perencanaan dengan kenyataan dilapangan. Apabila pelaksanaan perletakan tidak sesuai dengan perencanaan maka pada rangka utama akan timbul gaya-gaya ekstra yang cukup besar. Gaya-gaya ekstra tersebut mengakibatkan penambahan atau pengurangan gaya-gaya batang. Bahkan mungkin gaya batang tarik berubah menjadi batang tekan atau sebaliknya. Pada jembatan menggunakan sendi-rol sebagai perletakan yang terbuat dari baja.
Dalam rangka atap baja ringan, struktur harus kaku, beban mati yang bekerja diatas seperti angin, penutup atap (genteng, spandek, metal sheet) dan orang yang bekerja. Karena beban yang ada diatas tetap dan tidak berubah-ubah, maka penggunaan sendi dan roll dalam baja ringan menjadi tidak efektif. Sekali lagi kita lihat bahwa perletakan sendi roll berfungsi untuk menyalurkan beban keseluruhan ke pilar atau kepala (apex). Keberadaan sendi dan roll ini adalah untuk bisa melepaskan beban yang berubah-ubah. Dengan demikian dalam jembatan, sendi dan roll akan menerima beban yang disebar ke segala arah mengikuti bentuk beban yang muncul.