Ada yang unik dalam proses pembangunan rumah di indonesia yang mungkin juga terjadi di berbagai wilayah nusantara, hanya mungkin bentuk atau caranya saja yang berbeda. yaitu proses bangun rumah tidak hanya sekedar membangun secara fisik lalu dihuni begitu saja. tapi ada ritual-ritual tertentu yang jika dipikir ternyata berpengaruh kedalam bagus tidaknya rumah tersebut, terutama dalam hal kenyamanan dalam menempatinya. misalnya saat mulai mengerjakan pondasi rumah, ada tradisi sambatan atau gotong royong. dimana para tetangga berdatangan secara sukarela untuk menyumbangkan tenaga, ada juga yang memberi sumbangan berupa dana atau material bangunan, kalau begini seakan hidup serasa ringan, cita-cita membangun rumah tidak lagi menjadi beban. saat menghuni rumah juga nyaman karena ada keakraban dengan tetangga.
Di jawa ada yang namanya sambatan dan menurut informasi rekan di nganjuk juga ada budaya yang namanya “soyo” yaitu gantian bikin rumah tapi hanya sebatas rangkanya saja.
Foto sajen saat pengerjaan atap rumah
sajen saat memasang atap rumah
Pada foto diatas dapat kita lihat sajen yang digelantungkan di bagian atas rumah, adapun isi sajen dan artinya yaitu
- Buah pisang setundun, diharapkan yang akan menghuni rumah tersebut tidak kekurangan buah-buahan.
- Kelapa satu buah, sebagi simbol bumbu masakan sehingga selama menempati rumah diharapkan tidak kesulitan mendapatkanya.
- plastik berisi beras, merupakan simbol dari makanan pokok.
- Kendi berisi air, diharapkan tidak kesulitan air.
- Gerabah berisi bunga bungaan, sebagai simbol kehidupan yang menebarkan wewangian, yaitu berupa manfaat, kasih sayang, melayani, dll.
- Bendera merah putih di puncak atap, sebagai simbol warga negara indonesia.
Ya.. sebuah ritual yang sarat akan doa dan makna, jadi ada yang bilang sajen itu ditujukan untuk makhluk halus, makhluk halusnya yaitu jiwa manusia itu sendiri, jiwa yang merasa tenang dan kecukupan selama menghuni rumah sehingga bisa menebar manfaat dalam kehidupan, seperti lagu kebangsaan indonesia yang berbunyi “bangunlah badanya, bangunlah jiwanya” rumahnya dibangun dan suasananya juga dibangun, eh.. jangan lupa sajenya diambil lagi ya! sayang kalau dibuang, bisa dimakan atau diberikan kepada yang membutuhkan 🙂
kenapa harus sajen yang bisa menurunkan kualitas syariat bila dipandang oleh orang yang tidak tahu
Ini yg bahaya. Orang buat begituan kaya pisang. Kelapa dan padi dan bendera. Tapi tidak dikasih tahu maksudnya. Asal bikin aja. Kan menyebabkan rasa curiga. Terus terang dari kecil sampai dewasa saya baru tahu makna dan tujuan nya kirain saya itu syirik atau semacam sesajen
Setauku klo sesajen yg buat persembahan itu gk boleh dimakan, jd ya dibiarkan aja
sayang sekali kalau dibiarkan saja pak jadi mubadzir, di makan saja bisa buat perut kenyang 🙂