ini ada pertanyaan sekaligus dari mas Cahyo Iqbal Nugrahanto mengenai perlukan menghitung waster besi pada proyek skala besar? ini juga sudah dijawab oleh mas Winner Yousman, mas Yonerson J, dan mas Ilham B. Saya rasa ini merupakan diskusi menarik yang perlu kita uraikan sekaligus bahas disini lebih lanjut.
Sebelumnya kita jelaskan bahwa yang dimaksud waste besi adalah limbah sisa material berupa potongan yang diluar perencanaan pembesian. Sisa besi ini kemudian ada yang dimanfaatkan untuk pekerjaan lain, dijual kembali, atau yang lainya.
Pertanyaan
Cahyo Iqbal Nugrahanto = ” Permisi para master, saya mau tanya nih, perlukah menghitung waste besi pada proyek skala besar? Soalnya pengalaman saya di 2 proyek yang berbeda tapi masih satu perusahaan, proyek yang pertama proyek epc power plant saya waktu itu hanya menghitung bbs nya saja dan BBS itu yang diserahkan ke bagian produksi.
waste besi
Sementara di proyek yang kedua proyek konstruksi infrastructure saya menghitung bbs besi beserta wastenya, pertanyaannya perlukah perhitungan waste besi pada proyek skala besar? Kalo emang perlu kenapa pada proyek epc tidak memakai analisa waste besinya dan hanya menggunakan bbs nya saja?”
Jawaban
Winner Yousman = ” Salah satu tujuan mengapa ada BBS ialah selain untuk mengetahui ukuran dan bentuk besi yang akan dipasang, juga untuk mengetahui waste besinya. Proses kalkulasinya menjadi satu kesatuan.”
Yonerson J = “Waste-nya sudah diperkirakan rationya, jika lebih besar dari ratio yang sidah diperhitungkan berarti kerugian bagi perusahaan (bisa jadi ada markup material). Dihitung apa tidak tergantung siapa yangg mengendalikan material proyek tersebut.”
Ilham B = “Hehehe kalau wastenya gak dihitung artinya projectnya gak mepet2, pasti untung. Kalau dihitung projectnya mepet2. Makin sering hitung untung rugi, biasanya ciri makin banyak ruginya.”
Oh iya pada pertanyaan dan jawaban diatas ada istilah bbs, ada baiknya kita jelaskan barangkali ada yang belum tahu maksudnya. Yang dimakdus BBS disini yaitu kependekan dari bar bending schedule yang dalam bahasa indonesia berupa tabel bentuk potongan besi beserta ukuran dan jumlahnya.
Dari ketiga jawaban tersebut bisa kita tarik kesimpulan bahwa perhitungan waste besi pada suatu proyek bukan merupakan suatu keharusan, karena tergantung dari kebijakan manajer proyek. Tapi akan lebih baik jika dihitung karena disitu ada biaya yang perlu dipertanggungjawabkan sekaligus mempengaruhi presentasi untung rugi proyek.