Seperti inilah perbedaan pola pikir karyawan pengusaha bisnisman dan investor. Kalau sudah tahu bagaimana pola pikirnya maka kita perlu menyesuaikan diri apabila ingin terjun ke salah satunya.
Ini biasa disebut sebagai 4 kuadaran yaitu
- pekerja / pegawai / karyawan
- pengusaha / wirausaha / wiraswasta
- pembisnis / bisnisman
- investor
Ok mari coba kita ungkup disini, jika ada yang keliru mohon dikoreksi. Dan jika ada tambahan silahkan dilanjut di komentar untuk menambah wawasan kita semuanya.
1. Karyawan
Sebagai karyawan dituntut mempersiapkan tenaga, waktu, dan pikiran dengan maksimal agar bisa bekerja dengan baik. Terus upgrade diri menjadi lebih baik secara sikap, ilmu, pengetahuan, dll dan senantiasa tingkatkan produksi untuk menunjang kenaikan karir.
karyawan
Sebagian besar karyawan berpikir ketika dapat uang gaji lalu mau digunakan untuk apa kedepan? sebagaian untuk keperluan harian, pendidikan, di tabung, dan juga membeli aset kendaraan, rumah, perabot, dan sejenisnya. Prinsipnya jangan sampai kekurangan sebelum datang tanggal gajian lagi.
Disini ada zona nyaman merasa pasti mendapatkan gaji asal masih bekerja sehingga menggunakan uang untuk tujuan konsumtif bukanlah sesuatu yang harus diperhitungkan secara matang.
Yang tergolong karyawan disini misalnya pekerja kantoran, pegawai minimarket, pegawai negeri sipil (PNS), dan sejenisnya.
2. Pengusaha
Disini bekerjanya harus lebih keras dari karyawan kecuali kalau usahanya sudah jalan maka tinggal petik buah nikmatnya saja.
Harus mau meninggalkan zona nyaman dan rasa malas – malasan, melihat masalah sebagai peluang usaha dengan cara memberikan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.
pengusaha
Contohnya ban motor bocor itu merupakan masalah bagi sebagian besar orang, namun bagi pengusaha tambal ban merupakan peluang usaha karena bisa memberikan solusi untuk masalah tersebut dengan cara menambal atau mengganti dengan yang baru.
Ketika mendapat uang maka lebih banyak berpikir untuk mempertahankan atau mengembangkan usaha, nanti sebagian keuntunganya baru dipakai untuk hal-hal yang bersifat konsumtif.
Disini usahanya dijalankan sendiri atau bersama keluarga. Jadi kalau sedang sakit atau malas maka usahanya berpotensi meredup.
Yang tergolong pengusaha disini contohnya pedagang toko kelontong, profesional, usaha jasa reparasi, dll.
3. Bisnisman
Disini berpikirnya hampir sama seperti pengusaha namun mulai membentuk sistem. Jadi yang bekerja adalah sistemnya, entah itu dengan cara mempekerjakan karyawan atau membuat sistem waralaba.
bisnisman
Sistemnya bisa berbentuk perusahaan atau jenis organiasi bisnis lainya. Yang punya usaha sudah bisa santai – santai saja sambil sesekali memantau perkembangan usahanya.
Namun sebagian bisnisman yang berpola pikir pekerja keras justru tidak mau bersantai ketika bisnisnya sudah mulai jalan sendiri. Ia lebih mimilih sibuk membuat sistem bisnis baru yang lebih menantang.
Contoh bisnisman yaitu pemilik minimarket, pemilik perusahaan, penyedia tempat rekreasi, dll.
4. Investor
Kalau tipe yang ini berpikirnya bagaimana caranya uangnya bisa bekerja untuk kita, bukan kita yang bekerja untuk mendapat uang.
investor
Namun disini perlu berpikir lebih keras karena harus banyak mengumpulkan informasi masa lalu, bagaimana saat ini, dan seperti apa prediksi di masa depan.
Misalnya investasi rumah kost, properti, trading saham, dll.
Apapun profesinya entah itu karyawan, pengusaha, bisnisman, maupun investor semuanya baik. Ibarat kelima jari yang saling melengkapi. Tinggal menyesuaikan dengan diri kita mau pilih zona yang mana.
Kalau mau pilih aman maka bisa meniti karir sebagai karyawan. Kalau suka tantangan maka bisa menjadi pengusaha.
Jika suka berorganisasi maka bisa membuat sistem bisnis ala bisnisman.
Tapi kalau sukanya spekulasi dan mendapatkan profit besar maka bisa pilih jadi investor.
Dan jangan lupa niatkan semua itu untuk ibadah kepada Allah swt. Jangan hanya bekerja untuk mencari dunia karena disitu tidak akan mendapatkan bahagia, percayalah bahwa diatas langit masih ada langit.
Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau hidup selamanya, dan beribadahlah untuk akheratmu seakan – akan besok engkau akan meninggal dunia.
Kejarlah akherat dengan bekal taqwa maka dunia itu datang kepadamu melimpah ruah dengan hinanya, dengan begitu maka insya Allah kita bisa hidup bahagia dunia akherat.