Pada artikel sebelumnya sudah kita bahas cara menghitung kebutuhan keramik yang dapat dilihat disini dan adakalanya setelah kita hitung dengan cermat dan teliti ternyata kurang saat pelaksanaan, sebenarnya apa penyebab kekurangan dalam menghitung jumlah keramik? mari kita bahas disini. Yang dimaksud kurang disini adalah jumlah kebutuhan keramik ternyata diatas hasil perhitungan sehingga harus mendatangkan lagi. O.k langsung saja kita awali dengan membuat daftar hal-hal yang mungkin menjadi penyebab permasalahan ini, bagi yang mempunyai pengalaman atau pengetahuan dan bersedia menambahkan maka kita terima dengan senang hati.
Berikut ini macam-macam penyebab kekurangan dalam menghitung jumlah keramik.
- Hanya menghitung luasan ruangan dapat menyebabkan kesalahan karena seringkali ada potongan keramik sudut atau biasa kita sebut sebagai las-lasan ternyata tidak terhitung.
- Kesalahan dalam menghitung volume bangunan seperti luas ruangan, pengukuran lebar, panjang atau tinggi bidang bangunan yang akan dipasang keramik.
- Ukuran keramik tidak pas, misalnya jika saat menghitung kita gunakan ukuran keramik 40cm x 40cm ternyata ukuran keramik yang kita beli di toko bangunan hanya 38cm x 38 cm sehingga ada luasan yang tidak terhitung.
- Terjadi kerusakan bahan saat pelaksanaan misalnya keramik pecah atau kehilangan.
- Kehilangan material merupakan penyebab jelas kekurangan bahan.
- Salah dalam operasi bilangan saat perhitungan, seperti salah membagi, salah menjumlah, salah mengurangi atau salah mengalikan sehingga jumlah kebutuhan keramik yang dihitung dibawah kebutuhan.
- Salah membaca angka dapat menghasilkan hasil perhitungan yang berbeda.
- Salah menggunakan rumus perhitungan kebutuhan keramik.
Tips agar dapat menentukan jumlah keramik pas
- Menambahkan angka keamanan atau safety factor sebesar 2% sampai dengan 5% dari jumlah perhitungan.
- Membuat gambar shop drawing pola pemasangan keramik terlebih dahulu sehingga jelas dalam perhitungan.
- Menghitung keramik dengan sistem jumlah bukan luasan, cara ini lebih cape namun tingkat ketelitianya lebih tinggi karena dapat memperkirakan las-lasan dan pada posisi mana potongan keramik akan dipakai atau terbuang.
- Mengukur terlebih dahulu ruangan ayang akan dipasang keramik kemudian menentukan disebalah mana awal pemasangan keramik sehingga dapat mengetahui lebar keramik sisa, hal ini akan lebih teliti jika hasil pengukuran dibuat dalam bentuk gambar.
Masing-masing tentu mempunyai strategi khusus dalam menghitung secara pas, strategi tersebut bisa jadi karena pengalaman atau belajar, oleh karena itu bagi yang hendak berbagi bisa dilanjutkan dibawah 🙂
dalam menambah 2% sampai dengan 5% adalah wajar bila itu dikatakan sebagai safety factor, tapi saat di audit maka tim pemeriksa pasti akan melihat luasan riil dan pasti akan melihat 2% tersebut sebagai kelebihan pembayaran. nah sekarang ada tidak aturan pasti untuk menentukan nilai safety factor yang diperbolehkan?.
Saya rasa sistem di Audit pasti ada Nilai Toleransinya.Sistem kerja Audit pasti adalah hitungan real antara pengeluaran VS pembelanjaan/ pengadaan dan penggunaan.
Jadi selama antara kedua hal tersebut mempppunyai keseimbangan/ balance jadi berarti Anda telah lolos dari pada sistem audit da juga boleh djkatakan bahwa Anda adalah orang yang JUJUR.
Da. jika sisa barang/ material nya masih banyak atau kelebihan dan barangnya masih ada itu adalah semata- mata kesalahan / tidak akuratnya kita berhitung dan itu dapat di maklumi.Hanya akibat kelalaian tersebut maka timbulah pemborosan/ inefesiensi maka timbulah apa yang ditakutkan Anda- BONUS TAHUNAN ANDA AKAN DIPOTONG BOSS ANDA
Salam POSITIVE THINKING
oke aku setuju,tapi kadang kadang klo kita tidak adakan safety factor htungan keramik yg terpasang pasti kebanyakan berkurang
aku setuju dengan hitungan itu.
bs mnt tlg pak? analisa pembersihan lahan/land clearing dengan menggunakan alat chansow
Kalau boleh tanya bagi yang berpengalaman dalam keramik, bagaimana cara memotong keramik agar permukaannya tidak cacat ? terutama pada pemotongan sudut manis.
Terima kasih atas bantuannya.