Pemantauan Kualitas Udara,
Tujuan pemantauan lingkungan adalah untuk mengukur unjuk kerja (efisiensi dan efektivitas) pengelolaan lingkungan yang dilakukan. Dampak yang terjadi adalah peningkatan parameter komponen gas, partikulat, asap, dan peningkatan kebisingan.
Sumber dampak penyebab penurunan kualitas udara adalah :
- Kegiatan pengangkutan, penyebaran, dan pemadatan sampah
- Pelapisan sampah dengan tanah (khusus untuk peningkatan kadar partikulat).
- Pembakaran dan penguraian sampah
Tolok ukur dampak ditetapkan berdasarkan baku mutu lingkungan udara yang ditetapkan Pemerintah.
Pemantauan kualitas udara akan mencakup pemantauan parameter komponen udara dan kebisingan. Pemantauan dilakukan dengan cara mengukur kadar (konsentrasi) parameter komponen udara seperti :
- Partikulat (debu)
- CO2, CH4, CO, H2S, NH3, dll
- Kebisingan
Pengukuran dilakukan pada lokasi-lokasi yang dianggap dapat mewakili kondisi TPA secara keseluruhan. Pengukuran kualitas udara disarankan minimal dilaksanakan setiap 1 tahun sekali, hal tersebut dikarenakan masih mahalnya biaya pengukuran kualitas udara.
Pemantauan Kualitas Air
Pemantauan kualitas air (air tanah dan air permukaan) dilakukan untuk mengukur unjuk kerja (efisiensi dan efektivitas) pelaksanaan pengelolaan lingkungan mengatasi kemungkinan pencemaran air.
Dampak yang terjadi adalah peningkatan fisik, kimia, dan bakteriologis akibat pencemaran leachete dari timbunan sampah.
Sumber dampak penyebab penurunan kualitas air adalah
- Timbulan leachete hasil penguraian sampah
- Saluran pengumpul leachete dan pengelolaan IPL
- Pengaliran air hujan
Sebagai tolok ukur penentuan dampak digunakan baku mutu Iingkungan air yang ditetapkan Pemerintah.
Pemantauan kualitas air akan mencakup pemantauan (pengukuran) parameter fisik, kimia, dan bakteriologis air. Kegiatan pemantauan dilakukan dengan cara mengukur kadar (konsentrasi) parameter komponen air seperti :
- Parameter fisik (temperatur, kekeruhan, d11)
- Parameter kimia (BOD5, besi, mangan, arsen, d11).
- Parameter bakteriologis (coll fekal dan total coli)
Pemantauan Kualitas Aspek Lingkungan Sosial Ekonomi
Tujuan pemantauan lingkungan adalah mengukur unjuk kerja pelaksanaan RKL untuk mengatasi keresahan masyarakat dan meningkatkan citra TPA.
Dampak yang telah dan mungkin terjadi akan mencakup penurunan kesehatan masyarakat, kecemburuan sosial akibat pemanfaatan tenaga kerja dari luar wilayah sekitar TPA, persepsi negatif masyarakat tentang TPA, bau, dan lalat.
Sumber dampak penurunan kualitas lingkungan sosial ekonomi diantaranya :
- Pengoperasian dan pemeliharaan sarana TPA
- Kegiatan pengangkutan, penyebaran, pemadatan, dan penguraian sampah
- Pengelolaan leachete (di IPL dan saluran penyalur lecahete)
- Penyaluran gas
- Aktivitas pemulung
Kegiatan pemantauan dilakukan dengan cara mempelajari tanggapan masyarakat tentang pengoperasian TPA yang mencakup :
Persepsi masyarakat tentang TPA
Persepsi masyarakat terutama akan dipengaruhi oleh pelaksanaan pengoperasian TPA dan penyuluhan yang dilakukan oleh pengelola terhadap masyarakat. Pengoperasian yang tepat, penyuluhan yang efektif, dan tanggapan terhadap keluhan masyakat akibat pengoperasian TPA akan meningkatkan citra pengelolaan TPA (memberikan persepsi yang positif terhadap masyarakat).
Kesehatan masyarakat
Salah satu dampak negatif pengoperasian TPA yang kurang tepat adalah peningkatan kejadian penyakit. Sumber dampak yang diperkirakan berpengaruh adalah perkembangbiakan vektor penyakit di TPA, seperti tikus dan lalat. Untuk itu perlu dilakukan pemantauan terhadap faktor yang mendorong perkembangbiakan vektor penyakit tersebut, terutama adalah pelaksanaan kegiatan pelapisan harian, penyemprotan berkala, dan perhitungan kejadian penyakit dari Puskesmas terdekat.
Manfaat TPA
Selain memberikan dampak negatif, maka TPA juga memberikan dampak positif terhadap masyarakat sekitar TPA. Dampak positif tersebut terutama karena adanya perbaikan sarana jalan dan kesempatan kerja (peningkatan pendapatan) sebagai pegawai TPA atau pemulung. Untuk itu diperlukan kegiatan pemantauan untuk melihat perkembangan manfaat yang terjadi terhadap masyarakat.
Bau
Sesuai dengan hasil survei yang dilakukan, maka bau merupakan salah satu dampak negatif yang terjadi akibat pengoperasian TPA Cipayung dengan sistem open dumping. Bau merupakan hasil samping dari penguraian sampah organik. Bau umumnya terjadi di sepanjang jalan masuk ke TPA (berasal dari ceceran sampah dan leachete pada pelaksanaan pengangkutan sampah) dan pada lingkungan TPA (penguraian sampah pada timbunan sampah).
Untuk mengatasi bau yang terjadi di TPA dan lingkungan sekitar diperlukan tindakan pelapisan tanah pada timbunan sampah secara berkala (setiap akhir pengoperasian harian), sedang mengatasi bau pada jalan masuk dilakukan dengan menggunakan bak truk sampah yang tertutup. Berdasarkan alasan tersebut, maka pemantauan yang diperlukan adalah pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan pelapisan harian sampah dan pemantauan bau sepanjang jalan masuk dan di TPA.
Lalat
Sama dengan bau, maka lalat juga merupakan dampak negatif akibat pengoperasian TPA Cipayung. Dari hasil pengamatan dan wawancara dengan penduduk disekitar TPA Cipayung, pada saat masih beroperasinya TPA lalat merupakan dampak tertinggi yang dirasakan oleh masyarakat di TPA. Untuk mengatasi perkembangbiakan lalat dilakukan pelapisan tanah (tebal sekitar 20 cm dipadatkan) pada timbunan sampah secara teratur (setiap akhir pengoperasian harian), sehingga proses perkembangbiakan lalat dapat dicegah. Kegiatan pemantauan akan berhubungan dengan pemantauan pelaksanaan pelapisan tanah terhadap timbunan sampah.
oleh: Chairil Nizar
knapa sich nda bisa di download ??? pdhal bloknya bgus,,