menghitung beban struktur jembatan

menghitung beban struktur jembatan

BEBAN YANG DIHITUNG DALAM MERENCANAKAN JEMBATAN

Secara umum beban – beban yang dihitung dalam merencanakan jembatan dibagi atas dua yaitu beban primer dan beban sekunder. Beban primer adalah beban utama dalam perhitungan tegangan untuk setipa perencanaan jembatan, sedangkan beban sekunder adalah beban sementara yang mengakibatkan tegangan – tegangan yang relatif kecil daripada tegangan akibat beban primer dan biasanya tergantung dari bentang,bahan,sistem kontruksi,tipe jembatan dan keadaan setempat.

Beban primer jembatan mencakup beban mati,beban hidup dan beban kejut.

1. Beban Mati

Beban mati adalah semua muatan yang berasal dari berat sendiri jembatan atau bagian jembatan yang ditinjau, termasuk segala unsur tambahan tetap yang dianggap merupakan satu satuan dengan jembatan (Sumantri, 1989:63). Dalam menentukan besarnya muatan mati harus dipergunakan nilai berat volume untuk bahan-bahan bangunan.

contoh beban mati pada jembatan: berat beton, berat aspal, berat baja, berat pasangan bata, berat plesteran dll.

2. Beban Hidup

Yang termasuk dengan beban hidup adalah beban yang berasal dari berat kendaraan-kendaraan bergerak lalu lintas dan/atau pejalan kaki yang dianggap bekerja pada jembatan. Berdasarkan PPPJJR-1987, halaman 5-7, beban hidup  yang ditinjau terdiri dari :

a.       Beban “T”(Beban lantai kendaraan)

Beban “T” merupakan beban kendaraan truk yang mempunyai beban roda ganda (Dual Wheel Load) sebesar 10 ton, yang bekerja pada seluruh lebar bagian jembatan yang dingunakan untuk lalu lintas kendaraan.

b. Beban “D”(Jalur lalu lintas )

Beban “D” adalah susunan beban pada setiap jalur lalu lintas yang terdiri dari beban garis “P” ton per jalur lalu lintas (P = 12 ton) dan beban terbagi rata “q” ton per meter panjang per jalur sebagai berikut:

q = 2,2 t/m                                                    untuk L < 30 m.

q = 2,2 t/m – {(1,1/60) x (L – 30)} t/m        untuk 30 m < L < 60 m.

q = 1,1{1 + (30/L)}                                      untuk L > 60 m.

Ketentuan penggunaan beban “D” dalam arah melintang jembatan sebagai berikut:

§  Untuk jembatan dengan lebar lantai kendaraan < 5,50 m, beban “D” sepenuhnya (100%) harus dibebankan pada seluruh jembatan.

§  Untuk jembatan dengan lebar lantai kendaraan > 5,50 m, beban “D” sepenuhnya (100%) dibebankan pada lebar jalur 5,50 m sedangkan lebar selebihnya dibebani hanya separuh beban “D” (50%).

contoh beban hidup pada jembatan: beban kendaraan yang melintas, beban orang berjalan dll.

3. Beban Kejut

Menurut Anonim (1987:10) beban kejut diperhitungkan pengaruh getaran-getaran dari pengaruh dinamis lainnya., tegangan-tegangan akibat beban garis (P) harus dikalikan dengan koefisien kejut. Sedangkan beban terbagi rata (q) dan beban terpusat (T) tidak dikalikan dengan koefisien kejut. Besarnya koefisien kejut ditentukan dengan rumus:

k = 1 + ((20  / (50+L))

Sedangkan Beban Sekunder terdiri dari beban angin,gaya rem, dan gaya akibat perbedaan suhu.

1.      Beban Angin

Pengaruh tekanan angin bekerja dalam arah horizontal sebesar 100 kg/cm2. Dalam memperhitungkan jumlah luas bagian jembatan pada setiap sisi digunakan jumlah luas bagian jembata pada setiap sisi digunakan ketentuan sebagai berikut:

  • Untuk jmbatan berdinding penuh diambil sebesar 100% terhadap luas sisi jembatan
  • Untuk jembatan rangka diambil sebesar 30% terhadap luas sisi jembatan.

2.      Beban Gaya Rem

Gaya ini bekerja dalam arah memanjang jembatan, akibat gaya rem dan traksi ditinjau untuk kedua jurusan lalu lintas. pengaruh ini diperhitungkan senilai dengan pengaruh gaya rem sebesar 5% dari muatan D tanpa koefisien kejut yang memenuhi semua jalur lalu lintas yang ada dalam satu jurusan.

3.      Gaya Akibat Perbedaan Suhu

Perbedaan suhu harus ditetapkan sesuai dengan keadaan setempat. Diasumsikan untuk baja sebesar C dan beton 10. Peninjauan khusus terhadap timbulnya tegangan-tegangan akibat perbedaan suhu yang ada antara bagian-bagian jembatan dengan bahan yang berbeda.

4. Beban Gempa

untuk pembangunan jembatan pada daerah yang dipengaruhi oleh gempa, maka beban gempa juga diperhitungkan dalam perencanaan struktur jembatan

5. Beban angin

beban angin dihitung pada daerah konstruksi jembatan yang harus menahan beban angin.

32 Comments

  1. iryanto satria 15 February 2011
  2. Alex 23 February 2011
  3. Gada Bina Usaha 1 March 2011
  4. riskio budi 19 April 2011
  5. Ronis 13 June 2011
  6. iding 7 December 2011
  7. didi putra 30 January 2012
  8. didi putra 30 January 2012
  9. rendy 3 February 2012
  10. hendi komara 9 May 2012
    • ichal Gp 8 October 2012
  11. juwanda 30 July 2012
  12. iskandar ZM 15 August 2012
  13. HABIBI 11 September 2012
  14. ichal Gp 8 October 2012
  15. Yudhi Doank 25 October 2012
  16. jones 31 October 2012
  17. sidik. mulyana 4 November 2012
  18. donie 11 November 2012
  19. ade irwan anwari 27 January 2013
  20. Elvin 13 February 2013
    • willa 13 February 2016
  21. Acu Nok Tita 10 April 2013
  22. andi 6 October 2013
  23. ronal 29 March 2014
  24. ina 29 May 2014
  25. Negra Chapoeira 2 September 2014
    • andreas 30 September 2014
  26. jerry 20 November 2014
  27. amirfaozi 16 December 2014
  28. kamsia 12 January 2015
  29. Husin basuni 5 May 2017

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.