Dalam universitas kehidupan selalu ada pelajaran dan ujian yang sangat berharga, bentuk pelajaran tersebut lebih kompleks dari tata cara pendidikan formal di dunia sekolah karena disini kita diajarkan praktek langsung dengan dihadapkan pada berbagai macam peristiwa dan kondisi lingkungan sehingga dapat menemukan suatu hal baru yang tentunya sangat berguna bagi kehidupan kita di masa depan. Termasuk juga dalam dunia kerja dan usaha yang terkadang penuh dengan hal-hal tak terduga, tugas kita hanyalah menjalankanya dengan baik, sementara masalah hasil biarlah Tuhan yang menentukan. Nah.. disini kita akan membahas tentang salah satu tangga hidup yang cukup penting dan membutuhkan keberanian serta ilmu khusus untuk terjun kedalamnya yaitu masa peralihan dari karyawan menjadi pengusaha. kenapa membutuhkan keberanian? karena tidak semua orang berani melakukanya. Memang ada banyak alasan untuk tidak berani, secara umum bisa kita golongkan dua bayangan yang seringkali menjadi pertimbangan, yaitu antara bayangan kenikmatan menjadi karyawan dan bayangan kegagalan jika jadi pengusaha, mari kita bahas lebih detail.
Bayangan kenikmatan menjadi karyawan
- Mendapat jaminan memperoleh pendapatan setiap bulan, tinggal berangkat pagi pulang malam untuk berkarya di tempat kerja, maka secara otomatis mendapat penghasilan rutin.
- Sistem atau siklus hidup sudah terbayang jelas, kita tinggal menjalani aturan perusahan lalu mendapat imbalan sesuai dengan ketentuan.
Pada sisi lain ternyata banyak karyawan yang sebenarnya ingin jadi pengusaha karena bayangan tentang besarnya penghasilan seorang pengusaha sukses, kebebasan waktu dalam berkarya, dan lebih punya peluang besar untuk bisa hidup merdeka.
Bayangan kegagalan menjadi pengusaha
- Tidak ada jaminan mendapat penghasilan rutin seperti karyawan. perlu pola pikir yang inovatif, disipilin dan kemauan untuk mencoba hal-hal baru sehingga bisa sukses dalam usaha yang dijalankan.
- Modalnya cukup besar, padahal jika kita mau berfikir sejenak maka bisa menggali potensi yang ada pada diri untuk bisa dijadikan modal usaha, contohnya dengan ilmu kita bisa menulis buku, dengan tangan kita bisa membuat kerajinan, dengan wajah bagus kita bisa menjadi artis. dan banyak lagi modal usaha lainya.
Sebenarnya banyak juga pengusaha yang membayangkan nikmatnya jadi karyawan, terutama pada sisi keterbatasan tanggung jawab yang harus dipikul, tinggal berangkat pagi dan pulang sore maka mendapat penghasilan rutin.
Yah.. apapun profesinya, semuanya baik jika dilaksanakan dengan ikhlas dan hati riang, pepatah jawa bilang bahwa “hidup itu sawang sinawang”, artinya ketika melihat kehidupan orang lain itu terlihat enak sekali, padahal jika kita gali lebih dalam maka ada saja hal-hal yang membuatnya tidak nyaman, atau bahkan sebaliknya justru menganggap hidup kita lebih enak. oleh karena itu marilah kita terus belajar agar bisa hidup dan berkarya dengan maksimal, ingat sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat, permasalahanya hanya terleletak pada jalan hidup mana yang mau dipilih untuk bisa menebar manfaat dengan maksimal, dan bagi yang punya pengalaman dalam situasi ini bisa berbagi ilmu disini 🙂
siap kerja di daerah manapun