Pelaksanaan proyek pembangunan gedung pencakar langit membutuhkan alat berat untuk memudahkan serta mempercepat penyelesaian pekerjaan.
Contohnya mengangkat besi ke lokasi pembangunan struktur lantai 10 dengan tenaga manusia memang bisa, tapi itu memerlukan banyak waktu, biaya serta kurang efisien.
Akan lebih praktis jika mengangkatnya pakai tower crane (TC). Begitu juga dengan bermacam pekerjaan yang lainya, nah berikut ini kita kasih info macam macam alat berat yang umum dipakai pada proyek gedung.
- Pile diving
- Back hoe / excavator
- Dump Truck
- Truck Mixer
- Concrete pump
- Mobile crane
- Tower crane
Berikut ini penjelasan kegunaanya.
Pile diving
Dipakai untuk pekerjaan pemancangan tiang pancang pondasi gedung. Atau jika pondasinya memakai sistem bore pile maka alatnya perlu disesuaikan.
Back hoe / excavator
Digunakan untuk menggali tanah pondasi atau lantai basement, beberapa object yang perlu dibongkar dilokasi proyek juga bisa dikerjakan memakai alat ini.
Dump Truck
Untuk mengangkut material seperti tanah, batu, bata, besi, keramik, dll.
Juga bisa dipakai untuk memindahkan sampah proyek ke lokasi pembuangan.
Truck Mixer
Pengiriman beton ready mix dari tempat produksi (batching plant) ke lokasi proyek bisa memakai truck mixer.
Concrete pump
Berguna untuk mengalirkan beton dari truck mixer ke lokasi pengecoran.
Mobile crane
Berfungsi sebagai alat angkat material yang sifatnya sementara dan bisa dipindah dengan cepat.
Tower crane
Sama sama dipakai untuk angkat material namun penggunaanya untuk jangka waktu yang lebih lama dan penempatanya bisa dibilang semi permanent dengan pondasi beton. Jenis TC yang dipakai bisa disesuaikan dengan kapasitas angkat yang dibutuhkan.
Berbagai jenis alat berat jenis lainya juga bisa dipakai pada proyek gedung menyesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan masing-masing.
Perlu dipertimbangkan dengan baik dalam pemilihan serta penggunaan alat berat yang tepat dari segi model, waktu, metode kerja sehingga pekerjaan bisa selesai lebih cepat, hemat serta berkualitas maksimal.
Beberapa lokasi proyek terdapat peraturan pemerintah yang membatasi jam lalu lintas kendaraan yang tergolong sebagai alat berat, untuk itu diperlukan manajemen waktu pendatangan alat berat yang tepat.