Kota Demak Jawa Tengah terancam hilang akibat erosi pantai dan kenaikan permukaan air laut, Jutaan hektare tambak, sawah dan perkampungan penduduk lenyap begitu saja menjadi lautan seakan sebelumnya tidak pernah ada. peristiwa tersebut terjadi hanya dalam hitungan beberapa tahun saja, daratan yang dahulunya hijau subur penuh keindahaan kini telah tiada. Ya.. keserakahan manusia telah menciptakan kerusakan lingkungan yang luar biasa dahsyatnya, di perkotaan sedang gencar-gencarnya melakukan pekerjaan pengurugan pantai untuk dijadikan perumahan maka akibatnya daerah pelosok yang jauh dari sentuhan program pembangunan harus rela kehilangan daratan, polusi udara terjadi besar-besaran sehingga terjadi pemanasan global yang menyebabkan kenaikan muka air laut karena mencairnya es kutub utara dan selatan. tidak hanya itu, burung-burung dan hewan-hewan pesisir pantai yang dahulu terlihat ramai juga telah hilang entah kemana, ada yang lenyap diburu manusia dan ada juga yang tidak bisa bertahan hidup karena kehilangan tempat tinggalnya.
Daftar Desa di Demak yang telah terkikis daratanya menjadi laut
- Surodadi Kecamatan Sayung terutama dusun Deling, Gandong dan Baru.
- Timbul Sloko
- Bedono
- Sriwulan
- Tambak Bulusan
Desa atau wilayah lainya tinggal menunggu giliran karena proses pengikisan terus berjalan semakin jauh menuju daratan. jika dibiarkan begitu saja maka pulau jawa juga terancam hilang. beberapa desa sudah hilang dan penduduknya terpaksa harus pindah ke tempat yang aman. yang lainya selalu merasa was-was karena setiap saat bisa kehilangan tempat tinggal.
Penduduk pesisir pantai yang rata-rata berprofesi sebagai nelayan dan petani tentu sangat tidak mungkin untuk bisa menyediakan biaya besar sebagai modal memperbaiki kampung halamanya secara mandiri, kalah dengan para pengusaha properti di perkotaan yang melakukan pengurugan atau istilahnya reklamasi pantai secara besar-besaran. memang sebuah situasi yang sangat memprihatinkan.
Nampaknya pemerintah sudah mencoba mengatasinya dengan menanam pohon bakau dan membuat bangunan pemecah ombak untuk mengurangi kerasnya benturan ombak pada daratan secara langsung, namun apalah daya bangunan pemecah ombak tersebut masih jauh dibawah kebutuhan yang ada sehingga hancur entah kemana. sementara itu pohon bakau membutuhkan waktu sekian puluh tahun untuk bisa menjadi besar dengan akar yang kuat, padahal proses pengikisan daratan jauh lebih cepat dari waktu yang dibutuhkan pohon bakau untuk tumbuh besar dan kuat. Lalu apa yang harus dilakukan? satu langkah yang seharusnya dilakukan adalah membangun bendungan, entah itu berupa pasangan pondasi batu kali di pesisir pantai, pemasangan turap, atau pengurugan kembali garis pantai dengan material yang tahan terhadap erosi, namun beberapa langkah tersebut nampaknya tidak dilakukan, barangkali terbentur oleh anggaran biaya yang cukup besar atau memang pemerintah tidak serius dalam menanganinya. tidak bisa dibayangkan nasib ribuan penduduk yang kehilangan tempat tinggal dan kampung halaman, masih ditambah lagi dosa kepada anak cucu karena tidak bisa menjaga lingkungan yang seharusnya menjadi tempat hidup mereka di masa depan.