Jika kita tidak pandai-pandai mengatur diri, bergelut di dunia teknik sipil itu bisa membuat otak kita terprogam seperti robot yang diinstall dengan berbagai teori, rumus, dan program-program sehingga siap digunakan untuk bekerja di dunia konstruksi, apalagi jika ditambah rutinitas sehari-hari yang lebih banyak menghabiskan siang malam di proyek, seakan dunia itu mengecil hanya sebatas proyek saja. kita terkurung dalam satu kotak, hingga sering merasa takut, kagum, atau cuek dengan perkembangan peradaban dunia diluar teknik sipil. Kita bukan robot teknik sipil tapi manusia! profesi kita boleh dibidang teknik sipil, tapi diluar dunia kerja kita adalah manusia dengan beragam potensi luar biasa.
Hal ini bisa dilihat ketika saya memposting ilmu umum di ilmusipil.com yang banyak bermuatan ilmu politik tapi didalamnya juga ada ilmu tentang pemasaran pengusaha developer rumah, artikel itu berjudul Hebatnya developer reklamasi pantai utara jakarta memainkan media untuk memasarkan properti
Lalu mendapat beberapa tanggapan dari para sahabat netizen yang berkata
- hahah malah ngurusin politik reklamasi si admin, kalau orang sipil itu tugasnya tinggal bangun aja lah, masalah pembebasan lahan itu divisi lain.
- Ini akun akademisi ??…atau udah (ter)politisasi ??
- Ini forum apa sich… ilmu sipil atau ilmu politik…
- terus kamu dibayar atau gratisan juga min?
Saya yakin masih banyak tanggapan lain yang bersifat pro maupun kontra.
Tanggapan tersebut tidaklah salah, karena mereka melihat dari sudut pandang teknik sipil, dan kebetulan penulisan artikelnya di website ilmusipil.com yang identik dengan teknik sipil 🙂 kata sipil itu luas lho… ada juga yang namanya pegawai negeri sipil, ada juga warga sipil. jadi untuk memfasilitasi pengguna diluar dunia konstruksi maka kita juga membahas ilmu umum disini, apapun ilmunya, selagi berguna maka kita bahas disini.
Kembali ke topik, kita bukanlah robot yang di program di bangku sekolah, dan dilingkungan kerja dengan teknik sipil sehingga hanya fokus pada bidang itu saja.
Kita perlu belajar pada ir.soekarno yang punya background pendidikan formal teknik sipil tapi mahir di sosial politik, kita lihat Soeharto dari militer yang terkenal sebagai bapak pembangunan, kita lihat Susilo Bambang Yudhoyono yang dikenal sebagai pembangun jembatan suramadu, kita juga perlu melihat ir.jokowi yang latar belakang pendidikanya kehutanan tapi lihai dengan program pembangunan MRT, dan masih banyak lagi yang lainya. mereka bepikir diluar kotak sehingga bisa lebih baik dalam membangun.
Jadi marilah kembali menjadi manusia yang handal dalam bidang teknik sipil, bukan robot yang sudah diprogram dengan banyak teori dan rumus-rumus teknik sipil.