Cileuncang dan Umur Jalan
Oleh Iden Wildensyah
“Everyone is trying to accomplish something big, not realizing that life is made up of little things” .~ Frank Clark ~
Saya sering melihat kenyataan bahwa jalan-jalan sekarang tergenang air, cenderung menjadi jalur air ketika hujan turun. Hujan turun lalu banjir cileuncang melanda sebagian jalan. Gerusan air di jalan ini membuat aspal menjadi terkelupas. Kalau sudah terkelupas maka siap-siap bagi para pengendara dan pengguna jalan lainnya untuk berhati-hati menghindari jalanan yang bolong-bolong. Jika bolong hanya satu dua dengan kedalaman tidak lebih dari 10 cm, lewat saja tetapi kalau sudah lebih dari 20 cm maka harus ekstra hati-hati. Saya pernah melihat bolong-bolong konstruksi jalan yang besar saat melintas jalan di Kota Depok dan Cimanggis.
Menurut anggota Dewan Pakar DPKLTS (Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda) Ir. Sobirin, banjir ‘cileuncang’ membuat umur konstruksi jalan menjadi pendek, cileuncang terjadi karena tidak ada rencana induk (master plan) drainase di Kota Bandung. Sistem drainase yang ada tidak terintegrasi sehingga aliran air hujan semrawut. Ini diperparah dengan makin berkurangnya daerah tangkapan air di kawasan Bandung Utara karena pembangunan fisik.
Sobirin menawarkan beberapa hal untuk menangani ‘cileuncang’ diantaranya, pertama, mengeruk sampah dan endapan di saluran air di titik yang kerap di landa cileuncang. Kedua, memperbaiki saluran air di tepi jalan yang tersumbat sampah. Ketiga, memperbanyak sumur resapan guna mengurangi air larian (water run off). Keempat, menyiapkan pompa air untuk mengalirkan air dari jalan ke drainase. (Kompas, 29/01)
Kalau cileuncang dibiarkan, maka dampak lain siap menyergap. Pertama, biaya recovery konstruksi jalan akan semakin tinggi secara ‘cost material’. Kedua, jalur lalulintas akan terhambat, macet akan membuat arus akan terhambat, arus terhambat, mobilisasi akan terhambat, biaya pengiriman barang atau jasa akan meningkat karena waktu yang terhambat.
Cileuncang itu sepertinya sepele, tetapi berdampak besar. Untuk itu, harus ada usaha untuk melakukan perbaikan pada drainase agar lalulintas lancar, mobilisasi barang dan jasa juga lancar.
Saya setuju..
paktor utama yang menyebabkan jalan rusak itu karnan tidak adanya drainase, jadi air hujan yang jatuh ke jalan aspal tidak bisa keluar malah tergenang di jalan tersebur.
menurut saya, sebelum membangun jalan kita harus teliti dulu apakah di jalan tersebut cocok apa gak dibangun jalan dan yang lebih penting pembuatan drainase untuk pembuangan air yang jatuh di jalan aspal.