Penggunaan alat barat pada proyek konstruksi bangunan perlu dioptimalkan dengan baik agar produktivitasnya bisa maksimal.
Mengingat biaya pembelian atau sewa alat berat itu cukup tinggi sehingga akan sangat disayangkan apabila penggunaanya tidak optimal.
Salah satu metode mengoptimalkanya yaitu dengan cara menghitung waktu siklus atau cycle time (CT) alat berat.
Cycle time adalah suatu rangkaian kegiatan pekerjaan yang dilakukan secara berulang. Misalnya pada pekerjaan galian tanah memakai excavator ada kegiatan penggalian tanah, memuat kedalam dump truck, mengangkut ke lokasi pembongkaran, pembongkaran muatan, waktu dump truck kembali ke lokasi penggalian, dan adakalanya perlu waktu antri untuk kembali mendapatkan muatan.
Dengan adanya data cycle time maka seorang manajer proyek bisa merencanakan kapan pekerjaan akan selesai, dan berapa jumlah alat yang dibutuhkan untuk mencapai target tersebut.
waktu siklus cycle time alat berat
Ada beberapa unsur waktu yang merupakan bagian dari cycle time sebuah alat berat yaitu
- Waktu muat / loading time (LT) adalah waktu yang diperlukan sebuah alat berat untuk memuat material kedalam alat angkut sesuai dengan kapasitasnya.
- Waktu angkut / hauling time (HT) adalah waktu dari pemuatan menuju pembongkaran yang diperlukan suatu alat. ini dipengaruhi oleh kondisi jalan, jarak pengangkutan, kondisi alat, tenaga, dll.
- Waktu pembongkaran / dumping time (DT) adalah waktu yang diperlukan alat untuk membongkar muatan.
- Waktu kembali / return time (RT) adalah waktu kembali dari lokasi pembongkaran menuju pemuatan. ini akan lebih cepat dari waktu angkut karena muatan dalam kondisi kosong.
- Waktu tunggu / spotting time (ST) adalah waktu antri alat untuk mendapatkan isian muatan kembali
Jadi yang dimaksud satu siklus waktu adalah penjumlahan dari kelima momen tersebut.
Rumus cycle time alat berat
CT = LT + HT + DT + RT + ST
dimana
- CT = cycle time
- LT = loading time
- HT = hauling time
- DT = dumping time
- RT = return time
- ST = spotting time
Selain unsur diatas, cycle time juga bisa dipengaruhi oleh bermacam faktor lainya seperti cuaca, kondisi tanah, keadaan alat, keahlian operator, ketersediaan bahan bakar, metode kerja, dan sejenisnya.