Musim hujan telah datang membawa kebahagiaan bagi sebagaian penduduk karena dengan air hujan tersebut sawah kering kembali subur namun ada juga yang merasa sesak nafas dengan kedatangan air hujan 🙂 contohnya bagi warga yang rumahnya berada di komplek langganan banjir sehingga perlu menyiapakn berbagai hal yang merepotkan untuk mengatasi banjir tersebut, khusunya kota jakarta yang bagi sebagian penduduk sudah mempunyai hitungan kapan banjir akan datang dengan istilah banjir tahunan atau banjir lima tahunan, pemerintah dengan berbagai solusinya telah berusaha mengatasi banjir di kota jakarta dengan beberapa cara yang secara keseluruhan sudah mampu mengurangi bencana banjir meskipun belum semuanya bersih secara tuntas, hal ini juga berlaku untuk kota kota lainya di indonesia dari sabang sampai merauke, dari ujung aceh sampai ujung papua memerlukan upaya-upaya yang tepat untuk mengatasi bencana banjir.
Lalu bagaimana cara mengatasi banjir? bagi yang punya ide silahkan dituangkan 🙂 sebagai permulaan hal-hal berikut ini mungkin bisa jadi bagian dari berbagai cara yang mungkin untuk dilakukan sebagai upaya mengatasi banjir yang dalam hal ini kita ambil contoh di kota jakarta ibu kota negara Indonesia.
Pembangunan Sungai alur banjir ( Flood Way )
Pembuatan jalur sungai baru untuk memperlancar perjalanan air dari dataran tinggi menuju dataran rendah bisa jadi solusi untuk mengatasi bencana banjir yang diakibatkan kurang maksimalnya jaringan sungai yang tersedia untuk memungkinkan air hujan berjalan tanpa hambatan atau istilah hidrologinya debit sungai lebih dari curah hujan yang turun dan harus dialirkan melalui sungai tersebut, pemerintah sepertinya sudah melakukan hal ini dengan membangun sungai banjir kanal timur dan banjir kanal barat di jakarta dan ada juga sungai dombo sayung di demak serta pembangunan flood way di seluruh daerah indonesia lainya sebagai upaya untuk mengatasi banjir.
Pembuatan bendungan air laut
Hal ini dilakukan apabila kota yang mempunyai resiko terkena bencana banjir berada pada elevasi sama atau dibawah permukaan air laut sehingga memungkinkan air pasang untuk masuk ke daratan sehinga menyebabkan banjir, bendungan bisa jadi solusi dalam situasi ini seperti negara belanda yang membuatnya karena ketinggian negaranya mempunyai resiko banjir akibat pasang air laut.
Membangun rumah panggung
Solusi ini dilakukan untuk perorangan meskipun tidak berguna untuk mencegah banjir namun cara ini bisa jadi solusi untuk menyelamatkan barang-barang rumah tangga dari genangan air banjir, rumah panggung dari zaman dahulu sudah sering digunakan untuk mencegah berbagai bencana seperti serangan dari hewan buas.
Budaya menjaga kebersihan
Sosialisasi untuk menjaga kebersihan serta berbagai kebijakan pemerintah yang memberikan sanksi bagi warga yang membuang sampah sembarangan khusnya disungai merupakan upaya untuk menjaga kebersihan sungai dari sampah yang dapat menyumbat atau mengendap sehingga memperlambat jalanya air, air yang tidak tertampung tentu dapat meluber menciptakan bencana banjir.
Untuk mengatasi banjir di jakarta atau kota-kota lainya tentu masih terdapat berbagai cara yang dapat dilakukan sehingga mendapatkan hasil yang terbaik, bagi yang hendak menambahkan silahkan dilanjut dibawah 🙂
knapa pembuatan sumur serapan tidak termasuk dalam langkah2 pencegahan banjir.?
pelestarian hutan lindung.
pelestarian hutan lindung bertujuan untuk menahan debit air yang turun kesungai serta pemberian sanksi terhadap pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab terhadap penebangan secara liar sehingga mampu mengurangi atau mengatasi bencana banjir yang sewaktu-waktu terjadi.
Stop ” penghijauan BETON ” ganti dengan ” Penghijauan pohon ” juga stop ” pelestarian KORUPSI ” . oke !
konsep tata ruangny sudah tidak bagus, susah dibenahi. Contohny, pembuatan “griya sidomoro grup” tempat diurug/ditinggikan..tentu akan merugikan land yg rendah. dmn land yg rendah, belum memadai untuk menampung air buangan. Jakarta MURAH ASPAL…ngendi2 diaspal, kurangnya area resapan air/memang tidak dibangun area resapan air di bawah. klo mau nyonto, kaya film kura2 ninja…terowongan dibuat besar buat jalan air dan untuk memasang instalasi kabel. kagak tiap hari, masang fiber optik – gali2 lubang di tengah jalan..
sing kesel tukang’nge
Saya punya cara terbaik menanggulangi banjir kota Jakarta dengan membangun sebuah bangunan “hijau” yang multifungsi dan bangunan konstruktif pada spot-spot tertentu di sungai-sungai di Jakarta yang dapat menahan dan mengurangi banjir di Jakarta.
Richard
Apa yang anda idea kan insyallah bisa membantu menaggulangi banjir jakarta.
Pengerukan endapan pasir dan tanah yang terbawa air ini juga harus dicegah .agar tidak menambah pendangkalan sungai.
Mungkin perlu penanganan khusus
terimakasih
djoko
disetiap rumah air hujan dicoba disalurkan sebanyak mungkin meresap ketanah.Di belanda dgn kontruksi yg sederhana dan murah telah diterapkan.
Gabakal dilakuin deh kalo yang kaya kalian omgin sama pemerintah juga prosesnya lama kita cuman butuh lebih menjaga kebersihaan karna Indonesia udah takdirnya hujan mau diapain lagi? Ini juga perbuataan manusia sendiri yg suka buang sampah sembarangan, udah susah kalo bangun kali juga malah mampet kalinya sama sampah2 haha makanya manusia inget setiap hal kecil yg dilakuin pasti bakal dibales sama Allah, meskipun cuman buang sampah sembarangan doang jadi banjirr
بسم الله الرحمن الرحيم
Belajar dari Belanda ….
Jembatan-jembatan bikinan Belanda biasanya disertai “bendungan kecil” (orang Belanda biasa bilang “Blender”), tapi kebanyakan sekarang sudah pada hilang ….
Karena banjir di Jakarta sebagian besar kiriman dari Bogor, mestinya pembangunan blender ini dibangun mulai dari Bogor (terutama di semua jembatan)
Posisi Blender (bendungan kecil) ini pada posisi dimana arus sungai sudah melewati jembatan.
Kegunaan Blender ini banyak banget:
– mengurangi debit air yang mengalir ke bawah (sebagian ditahan oleh bendungan, sebagian lain meresap ke dalam tanah)
– menambah debit air tanah di sekitarnya (jadi pada musim kemarau gak terlalu kekeringan)
– juga berguna menjaga pondasi jembatan agar tidak mudah keropos (karena derasnya arus sungai ditahan oleh blender tersebut)…
Suwun ….
untuk mengatasi banjir di jakarta adalah dengan cara membuat sudetan baru dari jalur sungai yang sudah ada. sudetan ini dibuat dibagian atas yaitu jalur atas kota bogor, jadi sebagian aliran dari curah hujan yang tinggi ini bisa disalurkan ke sudetan sungai yang baru.
untuk mengatasi banjir mungkin dapat diatasi dengan dua cara yaitu:
1. Membuat tembusan (membuat sungai-sungai penghubung), atau lebih jelasnya membagi jumlah debit air ke sungai-sungai lain. Jakarta memiliki 13 sungai besar tuh.. saya yakin tidak mungkin semua sungai akan penuh dan membludak secara bersamaan, jadi ada kemungkinan beberapa sungai yang jumlah debit atau volume airnya relatif normal. nah.. sungai sungai yang masih normal itulah yang kita manfaatkan untuk jalur air banjir. sebaiknya sungai-sungai penghubung itu dibuat didaerah hulu sungai. akan tetapi proyek ini membutuhkan dana yang sangat besar, serta harus menambah dana lagi untuk pembuatan jembatan.
2. merubah kebiasaan masyarakat membuang sampah sembarangan. selain menimbulkan bau yang tidak sedap sampah juga dapat menyumbat laju air sehingga memperlambat proses pembuangan air banjir ke laut. hal itu dapat kita cegah dengan menyediakan tempat sampah dan plastik sampah di daerah bantaran sungai. dan HARUS ada petugas yang rutin mengangkut sampah ke TPA. Plastik sampah dapat menutupi bau yang tidak sedap dan kemungkinan tercecernya sampah akibat rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kerapian kebersihan dan keindahan lingkungannya. selain itu plastik sampah juga bisa mempermudah pengankutan sampah ke truk-truk.
Cara mengatasi banjir dijakarta : stop buang sampah disaluran air baik itu saluran drainase maupun sungai, membersihkan drainase yang ada, menambah drainase disisi jalan dengan dimensi standar dan slope yang benar, normalisasi sungai-sungai termasuk keruk sedimentasi, buat waduk diciawi, disetiap hilir sungai-sungai besar dipasang pompa sedot berkapasitas besar semisal 50000 m3/dtk 2 atau 3 unit langsung buang ke laut, buat bendung rob sepanjang pantai jakarta, buat deep tunnel, buat sumur2 resapan radius 20 m, buat jutaan bio pori, melakukan rekayasa pengalihan titik hujan, minta Bogor puncak untuk juga membuat sumur2 resapan dan bio pori, memperluas ruang hijau dan kontrol pembangunan yang menutup resapan air! Proyek mengatasi banjir jakarta harus dilakukan dengan metode akselerasi radikal menggunakan waktu kerja 24 jam per hari! Tidak berlaku sistem pelaksanaan konvensional! Semoga pemangku kebijakan membaca komentar ini dan segera diadopsi dengan langkah nyata sekarang juga.
LANGKAH PERTAMA YANG HARUS DI lakukan adalah menghentikan banjir kiriman BOGOR,
air hujjan berasal dari puncak karena konsepnya saluran di kirim ke kali maka katulampa akan penuh yang akan mengirimkan ke Jakarta itu yang paling dahsyat membuat Jakarta banjir,
dari berbagai pendapat ada yang betulnya saya mau menambahkan saja , intinya paradigma menanggulangi banjir jakarta dengan HORIZONTAL DRAINASE di hilangkan karena belum tentu dapat mengatasi banjir kiriman dan air pasang, harusnya paradigma penanganan dilakukan dengan horizontal drainase dan yang paling utama Puncak Bogor harus ditangani terlebih dahulu karena sumber utama dari sana, kalau tidak percuma saja membangun kanal sebanyak apapun tak akan menampung air segunung yang sekarang sistemnya sudah di buang kekali
Yang kita takutkan adalah bila:
ANALISA, ASUMSI DAN SARAN PENYELESAIAN MASALAH DITERJEMAHKAN SECARA TIDAK TEPAT SEHINGGA LAHIR KEBIJAKAN YANG MERUGIKAN MASYARAKAT.
SAAT INI PADA UMUMNYA SEMUA PIHAK MENGETAHUI MASALAH , AKAN TETAPI KURANG MENGERTI “STRUKTUR MASALAH
“SOLUSI” YANG TEPAT AKAN TERWUJUD BILA SEMUA PIHAK PAHAM “STRUKTUR MASALAH” DAN “FALSAFAH” YANG BENAR.
oleh karena itu saya mencoba menyumbang kutipan dari berbagai sumber agar kita mencapai titik terang dalam hal mengangani banjir.
Solusi Banjir ROB/ Air Pasang:
1. Dam di Jakarta Utara : agar air laut tidak masuk jika terjadi air pasang yg datang 2 x setiap bulan
2. Pond ( polder system ) di jakarta Utara
Solusi Banjir Lokal ( hujan yg turun di JKT ) :
Genangan & Meluapnya Kali / Sungai
Langkah konkrit : hindari Horizontal Drainage dg melakukan Vertical Drainage
selain itu ada 4 tahap lainnya :
1. Pengembangan RTH ( Ruang Terbuka Hijau ) DKI s/d 34 %
2. Pengembangan RTB ( Ruang terbuka Biru ) DKI s/d 12 %. ( Waduk/ Danau/ Embung resapan )
dan lain lain
Jadi intinya utk mengatasi banjir harus kita mengetahui STRUKTUR MASALAHNYA dengan benar. Agar tidak terjadi seperti yang sudah di tangani tetapi tetap Banjir juga bahkan Jebol
dan jangan lupa kebanyakan orang bilang utk buang air kelaut itu bukan pemecahan masalah melainkan menimbulkan masalah :
1. semua air dibuang ke laut tidak ada yang diresap ke tanah sehingga air tanah menjadi kosong (akan menyebabkan struktur tanah turun) ditandainya air asin/ laut masuk ke darat.
2. bila musim kemarau maka di perkirakan tidak ada air tanah di tandai yang tadinya 20 meter ada air menjadi 30 meter atau lebih. sehingga Jakarta akan kelangkaan air ,
ANEH BUKAN PADA SAAT MUSIM HUJAN KE BANJIRAN TETAPI PADA MUSIM KEMARAU TIDAK PUNYA AIR, ????!!!?
sekali lagi saya tekan kan buang paradigma Horizontal DRAINASE (membuang air ke kali atau laut) , UBAH MENJADI VERTICAL DRAINASE agar air masuk ke dalam tanah
untuk mengetahui sistem yang dibuat diperlukan sarana monitoring, di setiap titik catcment area, sehingga kita dapat memprediksi secara dini dan tepat. kebetulan saya sedang mengerjakan thesis untuk sistem tersebut, semua informasi di kumpulkan di Komputer, dan dapat di sebar luaskan melalui internet bahkan sms, yang fungsinya banyak untuk para team penanggulangan banjir bahkan bisa mengetahui kalau ada banjir di suatu daerah sehingga yang akan melintas bisa mengetahui sedang banjir di daerah tersebut secara realtime.
Gmn klu pd sisi kanan kiri jln dibuat parit yg menuju ke hulu sedangkan sungai2 diperdalam/diperlebar jg hrs bersih, rapi, indah. pinggir sungai ditanami pohon2 yg punya daya serap air byk. Maaf hanya ide tradisional aja yg bisa saya berikan.
coba buat atap diatas jakarta
saya setuju utk membuat bendungan krn permukaan air laut sudah tinggi. usul saya setiap ujung sungai tancap tiang seperti beton tancap pinggir sungai spt hurup C -/+ 10 km dg jarak 6 mtr dibendung dah tuh sungai lalu buat pompa electrik buang air kelaut spt di muara baru.
ada 3 keuntungan 1 buang sampah dulu setelah tiang dipasang kan sampah DKI bayar utk buang 2 setelah uruk sampah atas nya ambil pasir dari laut lalu dipadatkan diaspal.. 3 jadi hiburan buat rakyat utk memancing didalam air tawar atau di laut. 4 bebas banjir deh ga sampai 4/5 triliun kali semoga bermanfaat thanks
memang harus dibendung setiap sungai dg cara membuat lingkaran spt huruf C terbalik agak menjorok ketengah kembali lagi kedarat -/+ 5 KM selebar 6 mtr dg tiang pancang sungai lalu uruk dg sampah DKI (sampah tiap bln bayar ke TPA ) lalu dana nya diakolasikan utk penyelesaian setelah teruruk dg sampah lalu laut sebelah dalam dan luar dikeruk pasirnya utk pemadatan jalan lalu diaspal, air dibuang dg sistem automatic .saya siap utk bikin panel nya. ada 3 keuntungan yg didapat 1 jakarta tidak banjir. 2 tidak menyalahkan kota tetangga
3 dana terlihat jelas pengeluaran. tdk usah bantu yg kebanjiran sbb tidak banjir lagi.
4 Masyarakat dapat hiburan dan biarkan mrk mancing baik didalam ikan air tawar/diluar dilaut
THANKS MASYARAKAT BUTUH KENYAMANAN dari ANCAMAN BANJIR
Ass Salam geologi. . Hal yng harus di cegah adalah hal2 yng menyebAbKn bnjir tesRbT (kawan-kawan sudah tau it) trus buat lah kebjakn agar masyrkt tidak mengGunakan air tanah lg, karna it menybBkn batu akan mengalami penurunan yng siGnifikan. HAL yng harus
salah satu tips mencegah banjir adalah penghijauan……..
Usaha lain yang mungkin dengan mudah untuk mengatasi banjir di kota2 di Indonesia termasuk Jakarta yaitu dengan biopori. Tehnologi sudah ada, pembuatan mudah dan murah serta dapat dikerjakan siapa saja. Biopori ini selain untuk mengatasi banjir juga dapat untuk mencegah kekuarangan air tanah.
Setiap rumah dicanangkan untuk membuat biopori 5-10 buah saja baik dipekarangan rumah ataupun di pinggir jalan di depan rumah. Lebih banyak lebih baik. Pemasalahannya hanya sederhana, apakah mau atau tidak membuatnya. Tehnologi biopori ini sudah cukup lama ada, tapi sayang hanya sedikit yang peduli dan memanfaatkannya.
Jika peduli dengan keluarga, tetangga dan masyarakat segera dilakukan saja, tidak perlu menunggu instruksi atau bantuan pemerintah dan dapat dilakukan secara bergotong-royong. Dan akan lebih baik dilakukan sebelum musim hujan, sehingga saat musim hujan sudah siap beroperasi. Semoga bermanfaat. (JJC-Jogja)
menurut saya sistem drainase pada jalan harus diperhatikan dengan baik, serta di lain pihak harus ada kesadaran membuang sampah pada tempat. penyebab rusaknya drainasi jalan yaitu biasanya kurangnya pemeliharaan saluran.
solusi penanganan banjir
mengubah gerak aliran sungai konvensional ke gerak sungai volume dengan sistym trap..dengan modivikasi ujung trap yang disesuaikan dengan sungai awal.. misalnya lebar sungai 15M kedalaman sungai 3M…ketika air sungai penuh bentuk pisik air adalah 3Mx15M..ini bisa di buat menjadi hanya 25 cm..3M/0.25cm=12… 15Mx12=180M..ini harus terbentuk sebagai pintu arus aliran dengan modipikasi ini bisa dilakukan…saya perlu rekan untuk diskusi silahkan koment..
salah satuh mengantisipasi banjir adalah memperbanyak vegetasi
manusianya juga sihhh
Semuanya cara mengatasi banjir diatas dan pendapat yang lain harus kita lakukan. Yang paling sederhana adalah menampung air hujan dengan beberapa ember. Kalau ada banyak uang bisa membuat atap berumput atau green roof.
Semuanya cara mengatasi banjir diatas dan pendapat yang lain harus kita lakukan. Yang paling sederhana adalah menampung air hujan dengan beberapa ember. Kalo semua rakyat Indonesia meletakan 2 ember ketika hujan, maka akan terkumpul 90 juta x 20 liter air atau 1800 juta liter air hujan. Kalau ada banyak uang bisa membuat atap berumput atau green roof.
cara mengatasi banjir di jakarta menurut saya ada beberapa langkah yan harus dilakukan oleh pemda dki yaitu dengan cara membuat waduk diperbanyak mulai dari pertengahan DAS (daerah aliran sungai) jika saja pemda dki punya 10 waduk air atau lebih saya yakin itu bisa mengurangi debet air dari daerah aliran sungai paling tidak ada fungsi lain selain dari penampungan air bisa untuk budidaya ikan seperti menampung air ketika hujan kita sediakan bejana, bejana akan tumpah ketika bejana itu tidak bisa menampung air yang terjadi saat ini seperti itu membangun waduk di jakarta sifatnya hanya resapan saja namun jika air kita bendung dari atas daerah aliran sungai debetnya bisa kita atur sehinga jakarta diharapkan tidak banjir sebuah gambaran aliran sungai seperti tulang iga yangmenyangga daripada tulang belikat samping kanan kiri diibaratkan seperti waduk yang akan membagi air,nah ini untuk antisispasi banjir kiriman untuk wilayah dki sendiri harus ada peraturan dimana setiap pembangunan gedung atau rumah mewah, aparteman harus ada ketentuan membangun besmen untuk penampungan air dimana itu bisa sebagai tandon air atau untuk kepentingan siram tanaman sementara itu usul saya tapi jika ada yang mengajak berdiskusi dengan saya barang kali kita bisa temukan solusi bersama.
Tiada guna membicarakan kesalahan. Solusi memecahkan masalah itu yg penting. Klo saya tidak ada cara lain yaitu fokus dari daerah terendah. Maksimalkan drainase. Jika dgn pengerukan endapan sampah msh blm optimal. Pembuatan saluran baru adalah harga mati. Cost pasti tinggi tp klo tidak ada yg brni selamanya akan seperti ini. Yg ada cuman diskusi masyarakat kenyang makan jaji nol realisasi.fokus satu demi satu titik genangan Selesaikan sampai tuntas satu kali krj langsung jadi jgn setengah2 bolak balik itu2 aja yg di krj, buang dana sia sia. Penghijaun dan daerah resapan di belantara hutan beton memang dpt mengurangi debit air. Pertaannya berapa persen…? Menurut saya itu tiada guna. Buat saluran baru dan lebarkan yg ada.
bagi daerah langganan banjir, separuhnya di gali untuk waduk danau buatan,
sisa galian untuk meninggikan tanah 2 atau 3 meter, yang selanjutnya dibangun rumah susun , masing tingkat di beri jalan lingkar , sehingga nanti di jakarta ada ratusan danau -danau buatan yang dilengkapi taman kota /hutan kota , kalau musim kemarau warga jakarta tak kekurangan air dan kalau musim hujan tak akan kebanjiran ………………………oky …. apa anda setuju ,,,,,,,,,?????
semua pada ngerumus trus yg bekerja di TKP siapa?? Jgn harapkan pemrintah.. Jakarta tempat kita tinggal mari kita atasi bersama dan biarkan pemerintah memenuhi fasilitasnya
cara mengatasi banjir adalah membuat daerah resapan air, tetapi kalau di Jakarta kayaknya gak bisa, karena udah banyak banget bangunan dan beton-beton yang membuat tidak adanya daerah resapan air.
Coba dibuat per pres(harus dilaksanakan) yg intinya mewajibkan setiap bangunan besar dan tinggi (apartemen,mall,perkantoran,dll) untuk membuat sumur bor artesis(kedalaman 100-300mtr dgn pipa 4-6inci) agar air hujan yg turun dari langit bisa di tampung dengan membuat bak penampungan sementara(bisa digunakan terlebih dahulu) baru dialirkan secara gravitasi lewat sumur artesis menuju sungai bawah tanah sehingga mampu menjaga cadangan air tanah di musim kemarau.
kekuatan alam tidak bisa dilawan, kita hanya bisa mengembalikan nya kepada alam itu sendiri.
informasinya sangat membantu. Semoga banjir Indonesia dapat dengan cepat teratasi dan masyarakat terus menjaga keseimbangan alam aagr tidak terjadi banjir lagi.
Salam jakartasatu.co
memang sih jakarta itu tidak luput dari yang namanya banjir, “kalo kate orang betawimah kalo engga banjir itu bukan jakarta namanye”. tapikan, setidaknya pemerintah sudah banyak program – program perencanaan agar terlepasnya jakarta dari banjir, seperti peninggian dataran rendah, membuat kali-kali yang ada di jakarta agar lebih dalam dan membuat pondasinya lebih tinggi lagi, membuat gorong-gorong besar peraliran air dijakarta, bahkan sampai sampah plastikpun sekarang sudah tidak gratis, artinya agar kita bisa me-minimalisir sampah plastik yg berserakan dimana-mana agar lebih bermanfaat dan tidak terjadinya penimpunan sampah plastik pada tanah yang menyebabkan tanah tidak subur dan tidak bisa menyerapnya air pada tanah, hal itulah yang akan menyebabkan banjir dimana-mana, maka dari itu kita semua (masyarakat) di haruskan untuk menjaga atau peduli terhadap lingkungannya masing-masing, artinya “kalau bukan kite siapa lag” agar berkurangnya sirkulasi air/banjir, contohnya dari hal kecil saja masyarakat bisa membuat kegiatan- kegiatan setiap minggunya gotong royong untuk membersihkan selokan/got dari sampah yang menyumbat aliran air, khususnya bagi daerahnya yang sering terkena banjir, lalu bagi dataran yg memang rendah dan sering terkena banjir agar mengajukan kepada pemerintah agar adanya perbaikan di lingkungan kita semua. marilah bersama-sama membangun jakarta yg lebih baik lagi. percuma dengan menggunakan alat canggih sekalipun untuk mencegah banjir dari manapun, kalau manusia-manusianya tidak ada yg peduli dan menjaga lingkungannya sendiri, saya yakin jakarta akan tetap di landa oleh si banjir. termakasih
Salam jakartasatu.co
Pemimpin jakarta yang selama ini kurang paham masalah tata ruang dan hanya menitik beratkan pada faktor politik dan keamanan. Itu disebabkan sebagian besar pemimpin jakarta berasal dari militer.
Padahal yang namanya daerah banjir itu sejak jaman belanda pun sudah ada tetapi daerah2 tersebut yang notabene dataran rendah, empang dan sawah dijaga untuk tidak dibangun. Saat ini daerah2 tersebut sudah dibuat porak poranda. Seharusnya rencana pembangunan kota sejak awal disiplin mengikuti tata ruang yg sudah dibuat oleh Belanda.