Capek dikejar-kejar HARTA

Lho… bagaimana ceritanya bisa capek dikejar-kejar harta, bukankah banyak orang yang berusaha dan bekerja keras  siang malam agar bisa mendapat banyak harta, bukankah mereka yang banyak harta itu terlihat sangat bahagia, bisa menghuni rumah megah, mengendarai mobil mewah, jalan-jalan keluar negeri, makan-makan di restoran ternama, menyekolahkan anak ke sekolah favorit, atau sederet kenikmatan lainya, bisa dibilang hampir sebagian besar keinginanya tercapai, ah.. biarkan saja mereka bersenang-senang dengan kebahagiaanya.  kita bicarakan saja dunia yang terbalik, dunianya orang-orang yang letih dari kejaran harta benda,

 

Kenapa bisa Capek dikejar-kejar HARTA?

Berawal dari ketekunan dalam menjalankan segala perintah Tuhan yang maha kaya, disertai kerja keras dalam berusaha menjauhi segala larangan Tuhan yang maha tahu, ternyata sikap tersebut memberikan efek positif bagi manusia, ia terdidik menjadi manusia berkualitas tinggi, ia tahu siapa Tuhanya yang setiap saat mengawasi dan menjaga hidupnya, ia terlatih bersikap disiplin dan pandai menahan diri karena terbiasa menjalankan sholat tepat waktu, ia terlatih gemar memberi, dan membantu kesulitan orang lain karena terbiasa menjalankan zakat serta sedekah, ia terlatih jujur dan bisa dipercaya karena terbiasa berpuasa,  ibadah Haji juga turut mendidiknya menjadi manusia super yang berjiwa sosial tinggi, dan bermacam sikap positif lainya. sikap-sikap tersebut merupakan modal besar untuk menggapai kebahagiaan hidup.

harta benda

Nah.. sikap-sikap positif tersebut ternyata juga merupakan modal besar untuk lebih mudah dalam “mendapatkan harta”. misalnya seorang karyawan yang disiplin tentu lebih punya kesempatan untuk melejit jenjang karirnya sehingga gaji ikut naik, seorang pengusaha yang gemar meringankan kesulitan orang lain punya kesempatan besar untuk mendapatkan kepuasan konsumen sehingga usaha cepat maju dan omzet berlimpah, dan anehnya lagi, orang-orang baik yang tidak mencari harta justru bisa didatangi oleh harta itu sendiri, contohnya ada orang kaya yang terpesona oleh seorang pemuda miskin yang berhati suci, dijadikanlah ia sebagai menantu atau anak angkat, nah.. secara otomatis dalam sekejap pemuda miskin itu jadi ketiban harta.

 

Tapi.. kemudahan dalam mendapat harta tersebut ternyata tidak membuat orang baik menjadi senang, ia justru takut karena pada setiap harta yang didapat tersebut akan dimintai pertanggung jawaban oleh Tuhan yang maha adil, dengan pertanyaan sederhana “dari mana dan untuk apa hartamu?”, di pengadilan alam akherat yang hakimnya tidak bisa disuap, atau tidak ada juga saksi-saksi yang bersumpah palsu. secuil harta yang didapat dengan cara haram ibarat batu sebesar bumi yang dikalungkan di leher, secuil harta yang tidak dikeluarkan zakatnya ibarat ular sebesar pohon kelapa yang melilit tubuh sepanjang waktu. itu sungguh mengerikan, dan cukup untuk menjadi alasan agar lebih berhati-hati dalam berhubungan dengan harta. bahkan banyak yang lebih memilih untuk menjauhinya karena takut akan amanatnya, tapi dasarnya orang baik, harta tetap saja datang mengejar, ibaratnya, sampai capek dikejar-kejar oleh harta, sambil memelas si harta merengek lirih “terimalah aku dan gunakanlah aku”.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.