Dalam era informasi ini kita harus bisa menjadi rakyat pembaca yang cerdas, harus pandai dalam melihat calon presiden yang terkenal baik karena hasil pencitraan. begitu banyak media yang beritanya seringkali mencitrakan sosok tertentu dengan berlebihan, dari mulai kinerjanya yang bagus, perilakunya yang bagus, termasuk juga dalam menilai baik buruknya seorang calon presiden. masalahnya adalah pemberitaan tersebut belum tentu sesuai dengan sosok aslinya, ini biasa disebut sebagai pencitraan publik dalam sistem pemerintahan demokrasi, tujuanya jelas yaitu merebut kursi presiden RI1 & RI2, hal ini tidak dilakukan dalam waktu singkat tapi direncanakan dengan matang dan dilaksanakan dalam waktu lama, beberapa tahun atau bahkan puluhan tahun. opini rakyat digiring agar menyukai dan memilih calon presiden tertentu.
Ciri-ciri calon presiden yang terkenal baik karena hasil pencitraan
- Lebih banyak diberitakan kebaikanya, manusia yang baik itu bukan berarti tidak pernah salah, manusia baik justru akan merasa sedih jika kebaikanya diberitakan, dirinya justru akan sangat berterimakasih jika ada yang bersedia menunjukan keburukanya, karena dengan begitu maka dia bisa tahu dimana letak sisi buruknya sehingga bisa melakukan perbaikan pada bagian tersebut.
- Berbanding terbalik dengan kenyataan, manusia tidak akan bisa melakukan pencitraan dengan sempurna, contohnya seseorang yang diberitakan telah bekerja bagus ternyata pada kenyataanya biasa-biasa saja atau bahkan buruk, diberitakan mampu mengatasi kemacetan dengan memperlihatkan jalan lenggang tapi ternyata merekam videonya saat hari libur 🙂
- Menonjolkan kepentingan diri sendiri atau kelompoknya, sesekali perhatikanlah bahasa tubuh atau bahasa lesanya, contohnya pemimpin yang merakyat akan menghindari penggunaan kata “kami” dan lebih memilih menggunakan kata “kita”.
- Sedikit berkarya tapi banyak berkoar-koar, waktunya dihabiskan untuk berpikir dan bertindak untuk hal-hal yang membuat citra diri semakin bagus, hal-hal yang sekiranya memudahkan langkah menjadi presiden.
Metode pencitraan presiden itu tidaklah selalu membayar sekian rupiah pada perusahaan media untuk diberitakan baik, tapi terkadang media secara sukarela atau memang dalam kondisi harus memberitakannya karena kabar tentang sosok tersebut dikondisikan laku keras dimata masyarakat. kisahnya dibuat seperti sinetron layar kaca yang selalu membuat penasaran rakyat untuk mengetahui kisah berikutnya. Jadi sebagai rakyat kita harus cerdas, baca sebanyak mungkin berita dan saring mana yang baik dan mana yang buruk, jangan sampai tertipu oleh calon presiden yang haus akan kekuasaan tapi dengan kemampuan pas-pasan. calon presiden musiman yang ketenaranya melonjak naik saat musim pemilu karena hasil dari pencitraan. kita semua tentu berharap agar mendapatkan pemimpin/presiden terbaik yang mampu membawa indonesia menjadi yang terbaik 🙂